Assalamu‘alaikum wr. wb.
Halo gais, apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja dan sehat selalu ya! Dua Bulan yang lalu lebih tepatnya pada Tanggal 5 Mei 2023 (14 Syawal 1444 H), WHO telah mencabut Status Darurat Pandemi Global COVID-19. Dan juga, Akhir Juni lalu Presiden Jokowi juga sempat mencabut Status Darurat COVID-19 di Indonesia. Dan juga kemarin, kami juga telah menghentikan Update-an COVID-19 setelah lebih dari 3 Tahun melakukan Update Data Corona per 19 Juli 2023 (1 Muharram 1445 H).
BERITA PENCABUTAN STATUS PANDEMI COVID-19
A. Pencabutan Status Pandemi COVID-19 oleh WHO
Sumber Artikel : Kumparan.com dan CNN Indonesia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan Pandemi COVID-19 yang sempat melumpuhkan mobilisasi dunia telah berakhir. "Dengan harapan besar saya menyatakan pandemi COVID-19 berakhir sebagai Darurat Kesehatan Global," ucap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan pada Jumat (5/5/2023 | 14/10/1444).
Tedros menuturkan pandemi COVID-19 mulai meluas pada akhir 2019 itu hingga kini telah menewaskan lebih dari 20 Juta orang di dunia, hampir 3 (Tiga) kali lipat dari prediksi WHO dulu.
WHO mulai mendeklarasikan COVID-19 sebagai darurat kesehatan dunia pada 30 Januari 2020. Meski sebagian besar dunia telah memasuki fase new normal, lonjakan kasus COVID-19 masih terjadi di beberapa negara.
Selama lebih dari setahun, Pandemi cenderung menurun, dengan kekebalan populasi meningkat dari vaksinasi dan infeksi. Penurunan angka kematian, dan tekanan pada sistem kesehatan berkurang.
"Tren ini telah memungkinkan sebagian besar negara untuk hidup kembali seperti yang kita ketahui sebelumnya," kata Tedros dikutip dari situs resmi WHO. "Oleh karena itu, dengan harapan besar saya menyatakan #COVID19 berakhir sebagai Darurat Kesehatan Global," ujar Tedros. [Sumber : Akun Twitter Tedros Adhanom Ghebreyesus (@DrTedros) dan Akun Twitter WHO (@WHO)]
Tedros memperingatkan bahwa virus ini masih tetap ada dan berpotensi bermutasi sehingga masyarakat diimbau tetap waspada, memenuhi Jadwal Vaksinasi, dan menjaga Protokol Kesehatan. Meskipun Angka Kematian berangsur menurun karena tingginya Angka Vaksinasi Global, COVID-19 tetap menjadi ancaman kesehatan global. Beberapa negara bahkan telah melakukan 3 sampai 4 kali Vaksinasi COVID-19 booster terhadap warganya.
B. Jokowi dan Pemerintah RI mencabut Status Darurat COVID-19 di Indonesia
Sumber Artikel : Tempo.co, Kompas.com, dan CNBC Indonesia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencabut status pandemi menjadi Endemi COVID-19 di Indonesia. Pencabutan status tersebut efektif berjalan sejak hari ini, Rabu, 21 Juni 2023 (2 Dzulhijjah 1444 H). "Setelah Tiga Tahun lebih kita berjuang bersama menghadapi pandemi COVID-19, sejak hari ini Rabu 21 Juni 2023, pemerintahan memutuskan untuk mencabut status pandemi dan kita mulai memasuki masa endemi," ujar Jokowi dalam keterangannya, Rabu.
Menurut Jokowi, putusan ini diambil pemerintah dengan mempertimbangkan angka konfirmasi harian kasus COVID-19 yang mendekati Nol. Selain itu, hasil survei menunjukkan 99 Persen masyarakat Indonesia sudah memiliki Antibodi COVID-19. "WHO juga telah mencabut status public health emergency of international concern," kata Jokowi.
Meski begitu, Jokowi meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati serta terus menjalankan perilaku hidup sehat dan bersih. Ia berharap melalui keputusan ini perekonomian nasional akan bergerak semakin baik dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
"Walaupun demikian, saya meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati serta terus menjalankan perilaku hidup sehat dan bersih," tegas Jokowi.
"Tentunya dengan keputusan ini pemerintah berharap perekonomian nasional akan bergerak semakin baik dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pada Tahun 2020, Presiden Jokowi secara resmi menetapkan penularan COVID-19 sebagai bencana nasional.
Penetapan ini dilakukan lewat penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional.
Pemerintah RI Berhenti melaporkan Data COVID-19
Sumber : Kompas.com
Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak lagi menerbitkan Pembaruan (Update) data penanganan COVID-19.
Hal ini menyusul diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi COVID-19 di Indonesia.
Adapun data pembaruan biasanya meliputi jumlah penambahan Kasus Harian, Kasus Aktif, Kasus Sembuh/Pulih, Kasus Kematian, hingga Kasus Suspek COVID-19.
"Sehubungan dengan telah terbitnya Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi COVID-19, maka BNPB sudah tidak akan mengeluarkan update data penanganan COVID-19," tulis pengumuman BNPB, Jumat (30/6/2023 | 11/12/1444).
Dalam Keppres tersebut, ada 4 Poin pertimbangan yang membuat pemerintah menetapkan berakhirnya status pandemi COVID-19 di dalam negeri.
Pertama, jumlah kasus penderita dan tingkat keparahan COVID-19 secara nasional telah mengalami penurunan secara signifikan melalui penanganan yang tepat dan terpadu.
Ketahanan kesehatan masyarakat dapat meningkat melalui pola hidup bersih dan sehat serta pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Kedua, Pandemi COVID-19 di wilayah Indonesia telah dapat diatasi dengan kondisi menjadi penyakit endemi.
Dengan berakhirnya Pandemi COVID-19, perlu dilakukan pencabutan penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat COVID-19 dan penetapan bencana nonalam penyebaran Covid-19.
"Menetapkan status pandemi COVID-19 telah berakhir dan mengubah status faktual Covid-19 menjadi penyakit endemi di Indonesia," demikian isi Keppres itu.
Sumber Infografis : Covid19.go.id |
Sementara itu, merujuk pada laman Covid19.go.id, pembaruan terakhir data COVID-19 dilakukan pada Kamis (29/6/2023 | 10/6/1444) pukul 16.00 WIB. Hingga saat ini, belum ada data terbaru yang diumumkan.
Mengacu pada data Tanggal 28 Juni 2023 (9 Dzulhijjah 1444 H), Jumlah Kasus sebanyak 6.811.945 Orang (+ 48 Kasus) dan 6.641.275 Orang yang dinyatakan Sembuh (+ 84 Kasus Pulih). Sedangkan untuk Kasus Kematian tidak ada penambahan sama sekali, sehingga Jumlah Pasien Meninggal sebanyak 161.870 Orang. [Sumber Data : Covid19.go.id]
Masyarakat yang Berobat COVID-19 Wajib Bayar
Sebelumnya, Jokowi menyebut akan ada konsekuensi dari berakhirnya status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Salah satu konsekuensi tersebut, kata Jokowi, pemerintah tidak akan lagi menanggung biaya perawatan para pasien COVID-19. "Ini hati-hati kalau sudah masuk endemi, kalau kena Covid-19, bayar. Saat ini masih ditanggung pemerintah, begitu masuk endemi, jangan tepuk tangan dulu, sakit covid bayar! Konsekeunsinya itu," ujar Jokowi dalam Tasyakuran 11 Tahun BARA JP di Bogor, Jawa Barat, Ahad, 18 Juni 2023 (29 Dzulqa'dah 1444 H).
Jokowi menyebut saat ini vaksin COVID-19 sudah mencapai 452 Juta Dosis. Dengan jumlah tersebut, ia mengklaim tingkat imunitas masyarakat Indonesia terhadap virus tersebut mencapai 98 persen. Tingginya jumlah vaksinasi dan imunitas masyarakat menjadi pertimbangan berakhirnya pandemi COVID-19. "Harus kita syukuri karena memang dulu saya enggak bayangin ini akan selesai kapan, ini entah sampai kapan, enggak bisa dibayangin. Sudah kena satu, sudah kena delta, omicron, ternyata memang patut kita syukuri," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menjelaskan Presiden Jokowi segera mengumumkan peralihan status dari pandemi COVID-19 menjadi endemi di Indonesia dalam waktu dekat. Dalam rapat terbatas tersebut Menkes Budi Gunadi juga melaporkan terkait pertemuannya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan lalu untuk berkonsultasi mengenai transisi pandemi di Indonesia.
WHO, kata Menkes, mengapresiasi Indonesia yang dapat menangani Pandemi COVID-19 dengan baik dan menjadi salah satu dari sedikit negara yang berkonsultasi terkait pengertian pandemi. WHO juga memberikan panduan agar masyarakat dapat memahami protokol kesehatan, sistem surveilans, hingga deteksi dini terhadap virus.
Pertemuan dengan WHO ini yang menjadi dasar bagi Presiden Jokowi dalam mengambil keputusan terkait penetapan status endemi di Indonesia. "Beliau sudah ambil keputusannya cuma nanti pengumumannya terserah kepada beliau," kata Menkes Budi Gunadi. Adapun penyebaran COVID-19 resmi ditetapkan sebagai pandemi dunia oleh WHO sejak Maret 2020. Indonesia pun telah memasuki transisi endemi seiring dengan melandainya kasus COVID-19 di Indonesia dan ketersediaan vaksin.
SEJARAH PANDEMI GLOBAL
Sumber : Detik.com
Wabah penyakit berbahaya telah ada sejak zaman prasejarah. Wabah ini umumnya menyebar sebagai epidemi atau pandemi dan menyebabkan banyak korban jiwa.
Epidemi adalah wabah penyakit yang menyebar secara cepat dan luas di suatu wilayah tertentu. Pandemi adalah epidemi yang menyebar ke seluruh dunia dan menyerang banyak orang.
Ada banyak Epidemi dan pandemi yang telah terjadi sepanjang sejarah. Beberapa di antaranya adalah yang paling mematikan dan berdampak buruk bagi umat manusia.
1. Epidemi Circa (3000 SM)
Studi arkeologi dan antropologis menunjukkan bahwa epidemi terjadi cukup cepat pada 5.000 tahun yang lalu. Diketahui epidemi menyapu bersih desa prasejarah di Cina dan mayat orang mati ditumpuk di dalam sebuah rumah yang kemudian dibakar.
2. Wabah Athena (430 SM)
Sekitar 430 SM, sebuah epidemi melanda orang-orang Athena dan berlangsung selama lima tahun. Beberapa perkiraan menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 100.000 orang.
3. Antonine Plague (165-180 M)
Wabah Antonine adalah cacar yang menghancurkan tentara dan telah membunuh lebih dari 5 juta orang di kekaisaran Romawi, menurut April Pudsey, seorang dosen senior dalam Sejarah Romawi di Universitas Metropolitan Manchester.
4. Wabah Sipria (250-271 M)
Wabah ini diberi nama dari St. Cyprianus, seorang uskup Kartago (sebuah kota di Tunisia) yang menggambarkan epidemi tersebut. Wabah Cyprian diperkirakan telah membunuh 5.000 orang sehari di Roma saja.
5. Wabah Justinian (541-542 M)
Wabah ini dinamai Kaisar Bizantium Justinian (memerintah 527-565 M). Wabah pes ini menelan korban tewas mencapai 30-50 juta jiwa atau sekitar 10 persen dari populasi Konstantinopel.
6. Black Death (1346-1353 M)
The Black Death diperkirakan memusnahkan lebih dari setengah populasi Eropa. Itu disebabkan oleh strain bakteri Yersinia pestis dari kutu pada hewan pengerat yang terinfeksi.
7. Epidemi Cocoliztli (1545-1548 M)
Infeksi yang menyebabkan epidemi cocoliztli adalah bentuk demam berdarah virus yang menewaskan 15 juta penduduk Meksiko dan Amerika Tengah.
8. Wabah Amerika (Abad ke-16 M)
Wabah Amerika adalah sekelompok penyakit termasuk cacar, yang berkontribusi pada runtuhnya peradaban Inca dan Aztec. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa 90% dari penduduk asli di Belahan Barat tewas.
9. Wabah Besar London (1665-1666)
Wabah ini dimulai pada April 1665 yang berasal dari kutu hewan pengerat yang terinfeksi sebagai penyebab utama penularan. Wabah ini memakan korban hingga 100.000 orang atau 15% dari populasi London.
10. Wabah Besar Marseille (1720-1723)
Wabah satu ini juga berasal kutu pada hewan pengerat yang terinfeksi wabah. Sebanyak 100.000 orang meninggal di Marseille dan sekitarnya atau sekitar 30% dari populasi Marseille.
11. Wabah Rusia (1770-1772)
Pada saat wabah Rusia berakhir, sebanyak 100.000 orang telah dinyatakan meninggal.
12. Epidemi Demam Kuning Philadelphia (1793)
Demam kuning pernah melanda Philadelphia, ibu kota Amerika Serikat yang dibawa dan ditularkan oleh nyamuk. Korban meninggal diperkirakan hingga 5.000 orang.
13. Pandemi Flu (1889-1890)
Kasus paling awal dilaporkan di Rusia dan hanya dalam beberapa bulan, penyakit ini menyebar ke seluruh dunia dan membunuh 1 juta orang.
14. Epidemi Polio Amerika (1916)
Epidemi polio yang dimulai di New York City menyebabkan 27.000 kasus dan 6.000 kematian di Amerika Serikat. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak dan bisa membuat penderita cacat permanen. Hal ini yang membuat adanya upaya vaksinasi di seluruh dunia.
15. Flu Spanyol (1918-1920)
Wabah ini menjadi salah satu yang terparah sepanjang sejarah. Diperkirakan 500 juta orang menjadi korban Flu Spanyol dengan seperlima dari mereka dinyatakan meninggal.
16. Flu Asia (1957-1958)
Pandemi Flu Asia adalah penyakit lain untuk influenza. Penyakit ini merenggut lebih dari 1 juta nyawa. Virus juga menyebabkan campuran dari virus flu burung.
17. Pandemi dan Epidemi AIDS (1981-Sekarang)
AIDS telah merenggut sekitar 35 juta nyawa sejak pertama kali diidentifikasi. Virus ini menyebar ke seluruh dunia dan AIDS menjadi pandemi pada akhir abad ke-20. Sekarang, sekitar 64% dari perkiraan 40 juta yang hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV) tinggal di sub-Sahara Afrika.
18. Pandemi Flu Babi H1N1 (2009-2010)
Pandemi Flu Babi 2009 disebabkan oleh Galur (Strain) baru H1N1 yang berasal dari Meksiko pada tahun 2009 sebelum menyebar ke seluruh dunia. Dalam satu tahun, virus menginfeksi sebanyak 1,4 miliar orang di seluruh dunia dan membunuh antara 151.700 dan 575.400 orang, menurut CDC.
19. Epidemi Ebola Afrika Barat (2014-2016)
Ebola melanda Afrika Barat antara 2014 dan 2016, dengan 28.600 kasus yang dilaporkan dan 11.325 kematian.
20. Epidemi Virus Zika (2015-Sekarang)
Virus Zika biasanya menyebar melalui Nyamuk genus Aedes. Virus ini umumnya tidak berbahaya bagi orang dewasa atau anak-anak, namun dapat menyerang bayi yang masih dalam kandungan dan menyebabkan cacat lahir.
21. Pandemi COVID-19 (2019-Sekarang)
Secara Total sampai dengan Pertengahan Juli 2023, Jumlah Kematian akibat COVID-19 adalah 6,9 Juta Orang.
PENGUMUMAN TERKAIT PEMBERHENTIAN UPDATE-AN COVID-19
Saat Perayaan Tahun Baru Islam 1445 H atau lebih tepatnya pada Tanggal 19 Juli 2023, Seluruh Layanan Update-an COVID-19 akan DIHENTIKAN dan Tidak diperbarui lagi datanya. Baik itu Data Kasus, Testing, hingga Vaksinasi.
Inilah Data Terakhir pada Curves Update di Excel/Spreadsheets untuk Seluruh Dunia :
Data Statistik Covid Terakhir di Seluruh Dunia sampai dengan Tanggal 18 Juli |
Data Terakhir Covid Global yang di-Update sekitar 691,7 Juta Kasus Konfirmasi, dengan 6,9 Juta Kasus Kematian dan 664 Juta Kasus Kesembuhan. [Sumber Data : Worldometers]
Akan tetapi, Jumlah Data Testing Global sudah hampir menyentuh 7 Miliar Orang. [Sumber Data : Ncov2019.live] Sedangkan, untuk Data Vaksinasi Global mencapai 5,61 Miliar Dosis Pertama, 5,16 Miliar Dosis Kedua, dan 2,79 Miliar Dosis Ketiga (Booster Pertama). [Sumber Data : Our World in Data]
Data Statistik Covid Terakhir di Indonesia sampai dengan Tanggal 30 Juni |
Sedangkan, untuk Data COVID-19 di Indonesia hanya diperbarui sampai dengan Tanggal 30 Juni 2023 (11 Dzulhijjah 1444 H) saja, dikarenakan Pemerintah RI sudah tidak lagi mengumumkan Data COVID-19.
Update Infografis Data COVID-19 Tanggal 25 Juni 2023 / 6 Dzulhijjah 1444 H |
Untuk Data Infografis COVID-19 hanya diperbarui sampai dengan Bulan Juni 2023 saja. Mulai Juli 2023, tidak lagi dilakukan Update Infografis COVID-19 baik itu di Inzaghi's Blog maupun di Inzaghi's Sites.
Tampilan Peringatan Pemberhentian Update-an COVID-19 di Inzaghi's Sites Lama |
Untuk melihat Perkembangan Data Statistik COVID-19 di Google Sites (Inzaghi's Sites Lama), silakan lihat di sini. Portal Update-an COVID-19 pada Laman ini di Inzaghi's Sites Lama akan tetap tersedia hingga Tanggal 31 Desember 2023 (18 Jumadil Akhir 1445 H). Kemudian, Portal tersebut akan ditutup pada 1 Januari 2024 (19 Jumadil Akhir 1445 H).
Coba kita bandingkan Data COVID-19 3 Tahun yang lalu, saat Pertama kalinya Update-an COVID-19 di Inzaghi's Blog (Legacy) yaitu pada Tanggal 24 Maret 2020 (29 Rajab 1441 H) :
Terlihat Berbeda JAUH, karena Data Kasus COVID-19 saat itu masih dibawah 1 Juta untuk Seluruh Dunia, dan dibawah 1000 Kasus untuk di Indonesia.
Dan, jika kami hitung dari Tanggal 24 Maret 2020 sampai dengan 18 Juli 2023, sudah hampir 3 Tahun 4 Bulan (40 Bulan) atau sebanyak 1211 Hari melakukan Update Data COVID-19.
Untuk membaca Artikel tentang Kilas Balik Update-an COVID-19 di Inzaghi's Blog dan Inzaghi's Sites, silakan lihat di sini (Inzaghi's Blog Legacy).
Untuk melihat Galeri Versi (Versi sebelumnya) dari Halaman Update COVID-19 di Inzaghi's Blog (Legacy), silakan lihat di sini atau di sini.
Semoga saja, jika terjadi lagi Pandemi di masa yang akan datang, akan lebih siap dan tidak separah seperti COVID-19.
Terima Kasih 😄😘😷👌👍 :)
Wassalamu‘alaikum wr. wb.