Inilah Pengertian, Contoh, dan Cara Membuat Kerangka Pemikiran dalam Penelitian

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Halo guys! Kerangka Pemikiran sangatlah Penting dalam Penelitian, teutama jika ingin membuat Penelitian seperti Makalah, Jurnal, hingga Proposal Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Kali ini kita akan membahas tentang Pengertian, Contoh, dan Cara Membuat Kerangka Pemikiran dalam Penelitian.

Pengertian, Contoh, dan Cara Membuat Kerangka Pemikiran dalam Penelitian

Sumber Artikel Materi : Gramedia.com, Penerbitdeepublish.com, dan Mamikos.com


Kerangka berpikir sering kali digunakan oleh penulis untuk membantu menyelesaikan tulisannya. Ini tidak hanya berlaku untuk penulisan buku atau artikel, tetapi juga untuk karya tulis ilmiah, seperti penelitian. Mungkin Anda masih belum begitu familiar dengan konsep ini?

Nah, kali ini kita akan membahas pengertian dan contoh kerangka berpikir. Selain itu, kita juga akan membahas cara membuatnya. Siapa tahu ini dapat membantu Anda yang ingin mencoba menggunakannya dan merasakan manfaatnya. Tanpa berlama-lama, berikut penjelasannya.

A. Pengertian Kerangka Pemikiran

Sama seperti arti Kerangka pada umumnya yang berfungsi sebagai Penopang atau rancangan, Pemikiran dapat diartikan sebagai ide atau gagasan yang perlu diungkapkan. Oleh karena itu, kerangka pemikiran dapat diartikan sebagai rancangan yang membantu penulis dalam menyusun tulisannya.

Kerangka Pemikiran ini juga sering disebut sebagai kerangka berpikir, yang biasanya disajikan dalam bentuk diagram berisi bagian-bagian penting yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Kerangka berpikir ini dapat digunakan dalam karya tulis ilmiah maupun non-ilmiah. Mungkin tanpa disadari, Anda sering menggunakan kerangka berpikir saat menyelesaikan tulisan?

Meskipun sering digunakan oleh penulis, membuat kerangka berpikir tidaklah mudah. Dengan kata lain, kerangka pemikiran tidak bisa dibuat sembarangan. Pembuatan yang tepat diperlukan agar tulisan yang dihasilkan berkualitas dan mudah dipahami oleh pembaca.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat kerangka pemikiran, seperti melakukan observasi, kajian pustaka, dan mencari fakta-fakta yang relevan dengan topik. Ketiga unsur ini harus dirangkai dengan baik untuk menghasilkan karya tulis yang berkualitas, baik ilmiah maupun non-ilmiah.

Kerangka berpikir biasanya disusun dalam bentuk gambar atau diagram, di mana setiap bagian saling terhubung. Secara umum, kerangka pemikiran dapat dianggap sebagai alur dalam menyelesaikan sebuah karya tulis atau penelitian.

Biasanya, alur dalam kerangka pemikiran dimulai dengan pengenalan topik permasalahan, yang kemudian dilanjutkan dengan bagian pendahuluan (misalnya, Bab I dalam karya ilmiah). Setelah itu, dicari penyebab konflik, dilanjutkan dengan penyelesaian masalah, dan diakhiri dengan kesimpulan atau penutup.

B. Pengertian Kerangka Pemikiran menurut Para Ahli

Dilihat dari pengertiannya, topik ini memiliki beragam perspektif tergantung dari siapa yang mendefinisikannya. Namun secara umum, esensi dari maknanya tetap sama. Apa itu kerangka berpikir? Berikut ini beberapa pengertian kerangka berpikir menurut para ahli :

1. Polancik

Menurut Polancik (2009), kerangka berpikir adalah diagram yang berfungsi sebagai alur logika sistematis dari tema yang akan ditulis. Polancik menekankan penggunaannya dalam penelitian, di mana kerangka berpikir disusun berdasarkan pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut menggambarkan sekumpulan konsep atau mewakili hubungan antara beberapa konsep.

2. Sugiyono

Sugiyono mendefinisikan kerangka berpikir sebagai model konseptual yang digunakan untuk mengaitkan teori dengan beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai masalah penting dalam penelitian. Dalam konteks penelitian, kerangka berpikir sebaiknya mampu menjelaskan secara teoritis serta hubungan antara variabel-variabel yang terlibat. Hal ini membantu peneliti dalam menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen.

3. Sapto Haryoko

Menurut Sapto Haryoko, kerangka berpikir digunakan dalam penelitian yang melibatkan dua variabel atau lebih. Jika seorang peneliti hanya meneliti satu atau lebih variabel secara mandiri, maka peneliti hanya dapat memberikan deskripsi teoretis dari masing-masing variabel, atau menyampaikan argumen terkait variasi ukuran variabel yang diteliti.

4. Eecho

Berbeda sedikit dari yang lain, Eecho mengartikan kerangka berpikir sebagai dasar pemahaman yang dapat mempengaruhi pemahaman orang lain. Dengan kata lain, kerangka berpikir juga dapat dianggap sebagai pondasi awal dari semua pemikiran yang ada.

Dari pendapat-pendapat tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir adalah landasan berpikir yang membantu dalam mengembangkan suatu kajian. Meski banyak pendapat yang mengaitkannya dengan penelitian ilmiah, sebenarnya kerangka berpikir juga dapat digunakan dalam penulisan buku atau artikel.

5. Suriasoemantri

Menurut Suriasoemantri, kerangka berpikir adalah penjelasan yang berfungsi untuk menjabarkan dan menyusun semua fenomena yang telah ditemukan dalam penelitian, untuk diselesaikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

6. Scribd

Berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya, definisi dari Scribd mengartikan kerangka berpikir sebagai pemahaman dasar yang mendukung pemahaman lain. Kerangka berpikir tidak hanya sebagai gambaran besar, tetapi juga dianggap sebagai struktur cerdas dan mendalam yang mencakup semua informasi yang nantinya akan disimpulkan.

C. Cara Membuat Kerangka Pemikiran

Jika sebelumnya sudah menyimak beberapa pengertian para ahli, barangkali Anda penasaran bagaimana cara membuat kerangka berpikir penelitian?

Berikut 6 Cara membuat Kerangka Pemikiran :

1. Menentukan Variabel

Langkah pertama adalah menentukan variabel yang akan diangkat. Jika Anda kesulitan menentukan variabel, Anda bisa melihat judul atau topik yang ingin dibahas. Dari situ, variabel-variabel yang relevan bisa diidentifikasi.

2. Mengumpulkan Referensi

Langkah berikutnya adalah mengumpulkan referensi. Referensi akan membantu Anda mendapatkan ide, gagasan, serta memperluas sudut pandang. Pastikan referensi yang dipilih sesuai dengan topik atau tema yang diangkat. Referensi bisa berupa hasil penelitian seperti jurnal atau karya ilmiah, buku, kamus, skripsi, tesis, atau berita dari televisi maupun surat kabar.

3. Mendeskripsikan Penelitian

Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan teori. Teori ini diambil dari referensi yang sudah dikumpulkan. Karena konteksnya adalah penelitian, pastikan deskripsi menggunakan bahasa yang formal dan baku. Jika kerangka berpikir digunakan untuk menulis buku populer, bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan segmentasi pasar. Jika targetnya adalah pembaca muda, bahasa gaul bisa digunakan. Sebaliknya, jika targetnya adalah kalangan akademik, gunakan bahasa formal.

4. Pembahasan Teori

Pada bagian pembahasan teori, Anda harus bersikap teliti dan analitis. Tidak hanya sekadar menuliskan teori dari berbagai referensi, Anda juga perlu menganalisisnya secara mendalam. Ambil garis besar dan inti dari teori tersebut, lalu lihat apakah teori-teori tersebut saling berkaitan.

Jika sudah cukup, Anda bisa melakukan analisis dan perbandingan. Misalnya, membandingkan teori satu dengan yang lainnya, kemudian melakukan analisis komparatif terhadap teori hasil penelitian.

5. Membuat Kesimpulan

Setelah analisis selesai, langkah berikutnya adalah membuat kesimpulan. Tuliskan kesimpulan dengan bahasa yang singkat, jelas, dan mudah dipahami. Hindari penjelasan yang bertele-tele. Dalam penelitian, ada yang disebut kesimpulan sementara, yang nantinya akan memerlukan pengujian lebih lanjut.

6. Kerangka Berpikir

Pada saat membuat kesimpulan sementara, Anda akan menemukan hubungan antar variabel, yang nantinya bisa digunakan sebagai kerangka berpikir. Kerangka berpikir ini membantu peneliti dalam menyusun skema. Umumnya, ada dua jenis skema yang bisa digunakan, yaitu skema asosiatif dan skema komparatif.

D. Macam-Macam Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran terdiri dari 3 macam, yaitu kerangka operasional, kerangka konseptual, dan kerangka teoritis.

1. Kerangka Operasional

Kerangka operasional digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang telah ditentukan sesuai dengan topik penelitian. Dengan kerangka ini, hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat dijelaskan secara sistematis.

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual berfungsi untuk menggambarkan alur pemikiran yang menghubungkan berbagai konsep. Tujuannya adalah memberikan ilustrasi atau gambaran berdasarkan asumsi yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

3. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis menekankan pada teori yang digunakan sebagai dasar penelitian. Jenis kerangka ini berperan sebagai landasan teoritis yang menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.

E. Contoh Kerangka Pemikiran Berdasarkan Bentuk

Pada dasarnya, kerangka berpikir dapat disusun dalam berbagai bentuk sesuai dengan preferensi dan gaya masing-masing individu. Beberapa orang memilih menggunakan visual seperti peta konsep (mapping map), ada juga yang memilih untuk menyusunnya dalam bentuk bagan, atau bahkan menyerupai format daftar isi. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk kerangka berpikir yang sering digunakan.

1. Contoh Kerangka Berpikir Berbentuk Cek Poin (Checkpoint)

Berikut ini adalah Contoh Kerangka Berpikir yang berbentuk Checkpoint :

2. Contoh Kerangka Berpikir

Berikut ini adalah model proses implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn :

Contoh Kerangka Berpikir Van Meter dan Van Horn

Dengan melihat beberapa contoh dan model di atas, setidaknya Anda sudah mendapatkan gambaran mengenai cara membuat kerangka berpikir. Anda juga bisa menciptakan kerangka berpikir sesuai dengan kreativitas Anda sendiri. Tidak ada keharusan untuk mengikuti format tertentu, karena contoh yang diberikan hanya sebagai panduan agar tulisan atau rencana Anda tetap terarah dan tidak menyimpang.

Kerangka berpikir ini bahkan bisa diterapkan di luar dunia penulisan. Misalnya, dapat digunakan untuk merencanakan acara, menyusun agenda kegiatan, atau membuat rencana hidup untuk lima tahun ke depan. Oleh karena itu, kerangka berpikir bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta konteks yang dihadapi.

F. Contoh Kerangka Pemikiran Berdasarkan Jenis

Supaya lebih mudah dalam memahami dan membuat kerangka berpikir, maka kita perlu mengetahui beberapa contoh kerangka pemikiran, antara lain :

1. Kerangka Pemikiran Skripsi

Pisang adalah buah yang umum ditemukan di toko-toko buah. Buah ini sebenarnya berasal dari wilayah Asia Tenggara, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara produsen pisang. Tanaman pisang kemudian menyebar ke berbagai wilayah seperti Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Afrika, khususnya Madagaskar.

Kandungan nutrisi dalam pisang dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko anemia, melancarkan aliran oksigen ke otak, serta memperlancar metabolisme tubuh.

Namun, karena ketersediaannya yang melimpah, seringkali pisang tidak terjual di pasaran dan akhirnya dibuang. Padahal, pisang mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh. Oleh sebab itu, dalam skripsi ini, penulis akan meneliti potensi pisang yang diolah menjadi buah buatan.

Penelitian mengenai buah buatan sudah banyak dilakukan oleh peneliti seperti Danalache et al. (2015), Costa et al. (2020), Sharma et al. (2013), dan Lins et al. (2014) menggunakan buah aprikot, mombin kuning, mangga, dan jambu. Pada penelitian tersebut, digunakan berbagai jenis hidrokoloid, seperti pektin, alginat, gelatin, dan gellan gum.

Dari penelitian terdahulu, tekstur buah buatan yang paling diterima oleh konsumen dihasilkan ketika menggunakan hidrokoloid gellan gum. Namun, gellan gum memiliki harga yang cukup tinggi, sehingga kurang ekonomis. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan jenis hidrokoloid lain yang lebih terjangkau, namun tetap mampu menghasilkan buah buatan berkualitas.

2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Selama Pandemi COVID-19, krisis ekonomi terjadi di berbagai tempat, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pemotongan gaji di beberapa perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat membantu meningkatkan pendapatan tambahan selama pandemi.

Skema 1

Masalah Ekonomi di masa Pandemi COVID-19 disebabkan oleh penurunan pendapatan perusahaan, yang pada akhirnya memengaruhi stabilitas keuangan perusahaan.

Skema 2

Untuk menjaga kestabilan ekonomi keluarga, upaya untuk mencari pendapatan tambahan melalui pekerjaan sampingan dan berjualan terus ditingkatkan.

Skema 3

Sebelum memulai, penting untuk memahami bahwa pekerjaan sampingan dan aktivitas berjualan dapat meningkatkan penghasilan harian. Selain itu, variabel-variabel ini memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan tambahan.

Skema 4

Variabel pekerjaan sampingan dan berjualan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan tambahan dan berpotensi dilakukan secara berkelanjutan.

3. Kerangka Pemikiran Proposal Kegiatan













Itulah Pembahasan tentang Pengertian, Contoh, dan Cara Membuat Kerangka Pemikiran dalam Penelitian. Semoga bermanfaat bagi Mahasiswa Semester Akhir!

Terima Kasih 😄😘👌👍 :)

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Post a Comment

Previous Post Next Post