Apa itu Data Security? Inilah penjelasannya mengenai Keamanan Data

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Halo gais! Saat ini banyak sekali Pencurian Data dimana-mana, terutama di Tempat-tempat seperti Bank, hingga Lembaga Pemerintah. Singkatnya, Keamanan Data atau Data Security adalah suatu sistem yang diperlukan untuk menjaga keamanan data yang terdapat di dalam jaringan, sistem, dan komponen digital lainnya. Mari kita bahas pada Artikel ini sampai tuntas.


Sumber Artikel Materi : Fortinet.comIBM.com (Topics)Cloudmatika.co.id (Blog)Pacmann.io (Blog)

A. Pengertian Data Security

Keamanan Data atau Data Security adalah proses melindungi informasi digital selama siklus hidupnya secara keseluruhan untuk melindunginya dari kerusakan, pencurian, atau akses yang tidak sah. Ini mencakup segala sesuatu—perangkat keras, perangkat lunak, perangkat penyimpanan, dan perangkat pengguna; kontrol akses dan administratif; serta kebijakan dan prosedur organisasi.

Keamanan data menggunakan alat dan teknologi yang meningkatkan visibilitas data perusahaan dan bagaimana data tersebut digunakan. Alat-alat ini dapat melindungi data melalui proses seperti masking data, enkripsi, dan redaksi informasi sensitif. Proses ini juga membantu organisasi menyederhanakan prosedur audit mereka dan mematuhi regulasi perlindungan data yang semakin ketat.

Proses manajemen dan strategi keamanan data yang kokoh memungkinkan organisasi melindungi informasinya dari serangan siber. Ini juga membantu mengurangi risiko kesalahan manusia dan ancaman dari dalam, yang terus menjadi penyebab banyak pelanggaran data.

B. Tujuan Data Security

Keamanan data adalah praktik melindungi informasi digital dari akses yang tidak sah, korupsi, atau pencurian sepanjang siklus hidupnya. Ini adalah konsep yang mencakup setiap aspek keamanan informasi mulai dari keamanan fisik perangkat keras dan perangkat penyimpanan hingga kontrol administratif dan akses, serta keamanan logis aplikasi perangkat lunak. Ini juga mencakup kebijakan dan prosedur organisasi.

Ketika diimplementasikan dengan baik, strategi keamanan data yang kokoh akan melindungi aset informasi organisasi dari aktivitas kejahatan siber, namun juga melindungi dari ancaman dari dalam dan kesalahan manusia, yang tetap menjadi penyebab utama pelanggaran data saat ini. Keamanan data melibatkan penggunaan alat dan teknologi yang meningkatkan visibilitas organisasi terhadap di mana data kritisnya berada dan bagaimana data tersebut digunakan. Idealnya, alat-alat ini harus mampu menerapkan perlindungan seperti enkripsi, masking data, dan redaksi file sensitif, serta mengotomatisasi pelaporan untuk menyederhanakan proses audit dan mematuhi persyaratan regulasi.

Tantangan Bisnis

Transformasi digital secara mendalam mengubah setiap aspek bagaimana bisnis saat ini beroperasi dan bersaing. Volume data yang dibuat, dimanipulasi, dan disimpan oleh perusahaan semakin besar, dan ini mendorong kebutuhan yang lebih besar untuk tata kelola data. Selain itu, lingkungan komputasi lebih kompleks daripada sebelumnya, dengan rutin melibatkan cloud publik, pusat data perusahaan, dan beragam perangkat tepi mulai dari sensor Internet of Things (IoT) hingga robot dan server jarak jauh. Kompleksitas ini menciptakan permukaan serangan yang lebih luas dan lebih sulit untuk dipantau dan diamankan.

Pada saat yang sama, kesadaran konsumen tentang pentingnya privasi data semakin meningkat. Didorong oleh permintaan publik yang semakin besar untuk inisiatif perlindungan data, beberapa peraturan privasi baru telah diberlakukan, termasuk General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa dan California Consumer Protection Act (CCPA). Aturan-aturan ini bergabung dengan ketentuan keamanan data yang lama seperti Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA), yang melindungi catatan kesehatan elektronik, dan Sarbanes-Oxley Act (SOX), yang melindungi pemegang saham perusahaan publik dari kesalahan akuntansi dan kecurangan keuangan. Dengan denda maksimum dalam jutaan dolar, setiap perusahaan memiliki insentif finansial yang kuat untuk memastikan kepatuhan.

Nilai bisnis data belum pernah sebesar saat ini. Kehilangan rahasia dagang atau kekayaan intelektual (IP) dapat berdampak pada inovasi dan profitabilitas di masa depan. Oleh karena itu, kepercayaan semakin penting bagi konsumen, dengan 75% dari mereka melaporkan bahwa mereka tidak akan membeli dari perusahaan yang tidak mereka percayai untuk melindungi data.

C. Manfaat Data Security

Penerapan data security memiliki manfaat yang jelas, yaitu melindungi data perusahaan dan konsumen. Namun, ada manfaat lain yang bisa didapatkan oleh perusahaan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari menerapkan data security bagi perusahaan Anda.

1. Perlindungan Data

Manfaat utama dari penerapan data security adalah perlindungan data perusahaan dan konsumen dari serangan siber dan tindakan kriminal lainnya. Dengan demikian, berbagai ancaman digital dapat dihindari atau ditangani dengan efektif.

2. Mempertahankan Produktivitas Perusahaan

Serangan siber seringkali mengganggu kegiatan operasional perusahaan. Namun, dengan menerapkan data security yang baik, perusahaan dapat mengatasi gangguan tersebut. Dengan mengetahui langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi serangan siber, kegiatan operasional perusahaan dapat tetap berjalan tanpa hambatan.

3. Pencegahan Serangan Siber

Ada banyak jenis serangan siber, seperti spyware, adware, dan lainnya. Dengan menerapkan data security yang tepat, perusahaan dapat mencegah serangan-serangan tersebut. Jika serangan siber terjadi, perusahaan dapat menanganinya dengan baik tanpa mengganggu aktivitas operasional.

D. Jenis-jenis Data Security

Dalam prakteknya, ada beberapa jenis keamanan data yang dapat diterapkan untuk melindungi data dan informasi sensitif. Berikut adalah beberapa jenis keamanan data yang dapat diimplementasikan.

1. Enkripsi (Encryption)

Teknik enkripsi mengubah karakter teks menjadi format yang tidak terbaca menggunakan algoritma komputer. Hanya pengguna yang memiliki kunci enkripsi yang sesuai yang dapat membuka dan mengakses informasi tersebut. Berbagai jenis data dan informasi, seperti file, basis data, dan komunikasi email, dapat dan sebaiknya dienkripsi untuk menjaga keamanannya.

2. Kontrol Akses (Access Control)

Kontrol akses bekerja dengan membatasi akses ke sistem, jaringan, dan data penting, baik secara fisik maupun digital. Salah satu praktiknya adalah dengan memastikan bahwa semua komputer dan perangkat dilindungi dengan login yang wajib, dan hanya karyawan yang berwenang yang dapat mengakses ruang data fisik.

3. Autentikasi (Authentication)

Autentikasi adalah proses identifikasi yang akurat terhadap pengguna sebelum mereka diberikan akses ke sistem, jaringan, atau data. Praktik keamanan data ini melibatkan hal-hal seperti penggunaan kata sandi, nomor PIN, token keamanan, kartu gesek, atau pengenalan biometrik.

4. Cadangan dan Pemulihan (Backup and Recovery)

Pencadangan dan pemulihan data adalah langkah penting dalam keamanan data. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa jika terjadi kegagalan sistem, bencana, kerusakan data, atau kebocoran data, Anda masih dapat mengakses dan menggunakan data dengan normal. Anda dapat membuat salinan data dan menyimpannya di tempat terpisah, seperti cloud, untuk memudahkan pemulihan.

5. Penghapusan Data (Data Erasure)

Penghapusan data yang tidak terpakai harus dilakukan secara benar dan teratur. Penghapusan data melibatkan penggunaan perangkat lunak untuk menghapus data pada perangkat penyimpanan agar tidak dapat dipulihkan. Hal ini dapat mencegah kebocoran dan penyalahgunaan data.

6. Penyamaran Data (Data Masking)

Penyamaran data melibatkan penggunaan perangkat lunak untuk menyembunyikan informasi dengan mengganti huruf dan angka dalam data dengan karakter pengganti. Jenis keamanan data ini dapat secara efektif menyembunyikan informasi sensitif, bahkan jika pihak yang tidak berwenang memperoleh akses ke data tersebut. Ketika pengguna yang berwenang mengakses data, huruf dan angka akan kembali normal.

7. Ketahanan Data (Data Resiliency)

Implementasi ketahanan data adalah langkah penting dalam keamanan data. Sistem yang tahan terhadap masalah dan dapat pulih dari gangguan seperti pemadaman listrik atau bencana alam akan memastikan data dan informasi tetap aman dan tersedia.

E. Ancaman Risiko dalam Data Security

Organisasi menghadapi lanskap ancaman keamanan yang semakin kompleks dengan serangan siber yang dilancarkan oleh penyerang yang lebih canggih. Beberapa risiko terbesar terhadap keamanan data meliputi:

1. Paparan Data yang Tidak Disengaja

Banyak pelanggaran data bukanlah hasil dari peretasan, tetapi melalui kecelakaan atau kelalaian karyawan dalam mengungkapkan informasi sensitif. Karyawan dapat dengan mudah kehilangan, berbagi, atau memberikan akses ke data kepada orang yang salah, atau mengelola atau kehilangan informasi karena mereka tidak menyadari kebijakan keamanan perusahaan.

2. Serangan Phishing

Dalam serangan phishing, penjahat siber mengirim pesan, biasanya melalui email, layanan pesan singkat (SMS), atau layanan pesan instan, yang terlihat berasal dari pengirim tepercaya. Pesan-pesan tersebut mencakup tautan atau lampiran berbahaya yang mengarahkan penerima untuk mengunduh malware atau mengunjungi situs web palsu yang memungkinkan penyerang mencuri kredensial login atau informasi keuangan mereka.

Serangan ini juga dapat membantu penyerang meretas perangkat pengguna atau mendapatkan akses ke jaringan perusahaan. Serangan phishing sering dikombinasikan dengan rekayasa sosial, yang digunakan oleh peretas untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi sensitif atau kredensial login untuk akun-akun istimewa.

3. Ancaman dari dalam (Insider Threats)

Salah satu ancaman keamanan data terbesar bagi setiap organisasi adalah karyawan mereka sendiri. Ancaman dari dalam adalah individu yang dengan sengaja atau tidak sengaja menempatkan data organisasi mereka sendiri pada risiko. Ada tiga tipe ancaman dari dalam:

  • Insider yang dikompromi : Karyawan tidak menyadari bahwa akun atau kredensial mereka telah diretas. Penyerang dapat melakukan aktivitas jahat dengan menyamar sebagai pengguna tersebut.
  • Insider jahat : Karyawan dengan sengaja mencoba mencuri data dari organisasinya atau menyebabkan kerusakan untuk keuntungan pribadinya.
  • Insider yang tidak jahat : Karyawan yang menyebabkan kerusakan secara tidak sengaja melalui perilaku yang ceroboh, dengan tidak mengikuti kebijakan atau prosedur keamanan, atau tidak menyadarinya.

4. Malware

Perangkat lunak jahat umumnya menyebar melalui serangan berbasis email dan web. Penyerang menggunakan malware untuk menginfeksi komputer dan jaringan perusahaan dengan memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak mereka, seperti browser web atau aplikasi web. Malware dapat menyebabkan peristiwa keamanan data serius seperti pencurian data, pemerasan, dan kerusakan jaringan.

5. Ransomware

Serangan Ransomware merupakan risiko keamanan data yang serius bagi organisasi dari berbagai ukuran. Ini adalah bentuk malware yang bertujuan menginfeksi perangkat dan mengenkripsi data di dalamnya. Para penyerang kemudian menuntut pembayaran tebusan dari korbannya dengan janji untuk mengembalikan atau memulihkan data setelah pembayaran. Beberapa format ransomware menyebar dengan cepat dan menginfeksi seluruh jaringan, bahkan dapat menghancurkan server data cadangan.

6. Penyimpanan Data di Cloud

Organisasi semakin banyak memindahkan data ke cloud dan beralih ke pendekatan cloud-first untuk memudahkan kolaborasi dan berbagi informasi. Namun, memindahkan data ke cloud dapat membuat kontrol dan perlindungan terhadap kehilangan data menjadi lebih sulit. Cloud menjadi kritis dalam proses kerja jarak jauh, di mana pengguna mengakses informasi menggunakan perangkat pribadi dan melalui jaringan yang kurang aman. Hal ini membuat lebih mudah untuk secara tidak sengaja atau dengan sengaja membagikan data dengan pihak yang tidak berwenang.

F. Solusi Keamanan Data Penting

Terdapat berbagai macam solusi yang tersedia untuk membantu organisasi melindungi informasi dan pengguna mereka. Beberapa solusi tersebut antara lain:

1. Kontrol Akses

Kontrol akses memungkinkan organisasi menerapkan aturan tentang siapa yang dapat mengakses data dan sistem di lingkungan digital mereka. Hal ini dilakukan melalui daftar kontrol akses (ACL) yang mengatur akses ke direktori, file, dan jaringan serta menentukan pengguna mana yang diizinkan mengakses informasi dan sistem tertentu.

2. Keamanan Data Cloud

Seiring dengan semakin banyaknya data yang dipindahkan oleh organisasi ke cloud, mereka memerlukan solusi yang memungkinkan mereka untuk :

  • Mengamankan data saat dipindahkan ke Cloud
  • Melindungi aplikasi berbasis Cloud

Hal ini menjadi semakin penting untuk mengamankan proses kerja dinamis saat karyawan semakin banyak yang bekerja dari rumah.

3. Pencegahan Kehilangan Data

Pencegahan kehilangan data (DLP) memungkinkan organisasi untuk mendeteksi dan mencegah pelanggaran data yang potensial. DLP juga membantu mendeteksi pengeluaran dan berbagi informasi di luar organisasi yang tidak diizinkan, meningkatkan visibilitas informasi, mencegah penghancuran data sensitif, dan mematuhi peraturan data yang relevan.

4. Keamanan Email

Alat keamanan email memungkinkan organisasi untuk mendeteksi dan mencegah ancaman keamanan yang berasal dari email. Hal ini memainkan peran penting dalam mencegah karyawan mengklik tautan berbahaya, membuka lampiran berbahaya, dan mengunjungi situs web palsu. Solusi keamanan email juga dapat menyediakan enkripsi end-to-end pada email dan pesan mobile untuk menjaga keamanan data.

5. Manajemen Kunci

Manajemen kunci melibatkan penggunaan kunci kriptografi untuk mengenkripsi data. Kunci publik dan kunci pribadi digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data, yang memungkinkan pertukaran data yang aman. Organisasi juga dapat menggunakan hashing untuk mengubah string karakter menjadi nilai lain, sehingga tidak memerlukan penggunaan kunci.

G. Peraturan Keamanan Data (Data Security Regulations)

Keamanan data memungkinkan organisasi untuk mematuhi peraturan industri dan negara, yang meliputi :

1. Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR)

GDPR adalah undang-undang yang dirancang untuk melindungi data pribadi warga negara Eropa. Ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol individu dan hak privasi atas data mereka dan memberlakukan kontrol ketat pada bagaimana organisasi memproses informasi tersebut. GDPR memastikan bahwa data pribadi diproses dengan aman, terlindung dari pemrosesan yang tidak sah, kehilangan, kerusakan, dan kehancuran yang tidak disengaja. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan denda hingga 4% dari omset tahunan perusahaan atau €20 Juta, mana yang lebih tinggi.

2. Undang-Undang Privasi Konsumen California (CCPA)

CCPA memberdayakan konsumen dengan kontrol yang lebih besar atas cara bisnis mengumpulkan data pribadi mereka. Ini termasuk hak untuk mengetahui informasi apa yang dikumpulkan, dibagikan, atau digunakan oleh bisnis, hak untuk menghapus data mereka, hak untuk memilih keluar dari data yang dijual kepada pihak ketiga, dan hak atas non-diskriminasi untuk melaksanakan hak CCPA. Organisasi diwajibkan untuk memberikan pemberitahuan praktik privasi kepada konsumen.

3. Undang-Undang Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan (HIPAA)

HIPAA adalah undang-undang federal yang melindungi data kesehatan pasien dari paparan yang tidak sah. Ini menggabungkan aturan privasi yang mengatur pengungkapan dan penggunaan informasi pasien, memastikan perlindungan yang tepat. HIPAA juga mencakup aturan keamanan yang melindungi informasi kesehatan yang dapat diidentifikasi secara individual yang dibuat, dipelihara, diterima, atau dikirim secara elektronik oleh organisasi.

Kegagalan untuk mematuhi HIPAA dapat menyebabkan denda hingga $50.000 per pelanggaran, denda maksimum tahunan sebesar $1,5 juta, dan pidana penjara hingga 10 Tahun.

4. Undang-undang Sarbanes-Oxley (SOX)

SOX adalah undang-undang federal yang menetapkan peraturan audit dan keuangan untuk perusahaan publik. Undang-undang tersebut melindungi karyawan, pemegang saham, dan publik dengan mencegah kesalahan akuntansi dan aktivitas keuangan yang curang. Ini terutama mengatur audit, pelaporan keuangan, dan kegiatan bisnis lainnya dari perusahaan publik. Pedoman SOX juga berlaku untuk organisasi swasta, perusahaan nirlaba, dan perusahaan lainnya.

5. Standar Keamanan Data Industri Kartu Pembayaran (PCI DSS)

PCI DSS memastikan pemrosesan, penyimpanan, dan transmisi data kartu kredit yang aman oleh organisasi. Ini dikembangkan oleh perusahaan kartu kredit besar seperti American Express, Mastercard, dan Visa untuk mengelola dan menegakkan standar keamanan PCI, meningkatkan keamanan akun selama transaksi online. PCI DSS dikelola oleh Dewan Standar Keamanan PCI (PCI SSC). Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan denda bulanan hingga $100.000 dan penangguhan penerimaan kartu.

6. Organisasi Standar Internasional (ISO) 27001

ISO 27001 adalah standar internasional yang memandu organisasi dalam menetapkan, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi. Ini memberikan wawasan praktis tentang pengembangan kebijakan keamanan yang komprehensif dan meminimalkan risiko.


Kalau di Indonesia sendiri, baru dibuat Regulasi Undang-undang tentang Perlindungan Data Pribadi atau UU-PDP yang telah disahkan oleh Kemkominfo RI di Tahun 2022 kemarin. Untuk selengkapnya, silakan lihat di sini (Jawapos.com). Lihatlah Infografik berikut ini untuk melihat Tindak Pidana UU PDP dan Sanksi Pidananya :

Sumber Infografis : Hukumonline.com


Untuk itulah, kita harus menjaga Privasi agar terhindar dari Pencurian Data Pribadi. Sekian penjelasan mengenai Data Security, dan mohon maaf apabila ada kesalahan sedikitpun.

Terima Kasih 😄😘👌👍 :)

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Post a Comment

Previous Post Next Post