Apa itu System Integration dan System Integration Testing?

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Halo guys! System Integration merupakan Integrasi antar Sistem yang diperlukan sehingga menjadi kesatuan yang padu. Jika sebelumnya sudah membahas tentang System Engineer, sekarang waktunya membahas tentang System Integration.

Pengertian System Integration dan System Integration Testing


SYSTEM INTEGRATION

Sumber Artikel : Techtarget.comAltexsoft.com (Blog)Accurate.id, dan Linovhr.com

A. Pengertian System Integration

Integrated system merujuk pada penyatuan sejumlah komponen, fungsi, atau sistem yang berbeda menjadi satu kesatuan yang berfungsi secara terpadu. Dalam ranah teknologi informasi, istilah ini seringkali mengacu pada penggabungan berbagai sistem perangkat lunak atau keras ke dalam entitas tunggal yang berkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan utama dari integrated system adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kinerja secara menyeluruh dengan menghapus redundansi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan koordinasi dan visibilitas antarbagian, serta memperlancar pertukaran data dan informasi yang cepat dan akurat.

Contoh umum dari integrated system adalah Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang menyatukan fungsi-fungsi bisnis seperti manajemen keuangan, sumber daya manusia, rantai pasokan, produksi, dan penjualan ke dalam satu sistem terpadu. Dengan demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan aliran informasi, dan mengkoordinasikan aktivitas antardepartemen.

Sistem terintegrasi juga dapat melibatkan integrasi perangkat keras, seperti sistem otomatisasi rumah yang menghubungkan berbagai perangkat elektronik rumah tangga, termasuk lampu, perangkat keamanan, peralatan dapur, dan perangkat multimedia. Hal ini memungkinkan perangkat-perangkat tersebut berkomunikasi dan dikendalikan melalui satu sistem sentral.

B. Kelebihan System Integration

Proses integrasi sistem memiliki beberapa keunggulan yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi organisasi atau perusahaan. Berikut adalah beberapa keunggulan dari sistem terintegrasi:

1. Efisiensi yang Lebih Tinggi

Integrasi sistem memungkinkan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien dengan menghapus duplikasi dan tumpang tindih dalam operasi bisnis. Akses data dan informasi menjadi lebih cepat dan mudah, mengurangi pekerjaan yang tidak perlu dan menghemat waktu.

2. Koordinasi yang Lebih Baik

Sistem terintegrasi memfasilitasi komunikasi dan koordinasi yang lebih efektif antara berbagai departemen atau bagian dalam organisasi. Pertukaran informasi menjadi lebih lancar di antara sistem dan fungsi yang berbeda, memungkinkan kolaborasi yang lebih efektif dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas.

3. Akurasi Data yang Lebih Tinggi

Integrasi sistem membantu menjaga konsistensi dan keakuratan data. Dengan mengintegrasikan berbagai sistem, data hanya perlu dimasukkan sekali dan akan secara otomatis terupdate di seluruh sistem yang terhubung, mengurangi risiko kesalahan manusia dan data ganda.

4. Visibilitas yang Meningkat

Melalui sistem terintegrasi, manajemen dan pengguna dapat memiliki visibilitas yang lebih baik terhadap berbagai aspek operasional dan bisnis. Data dapat diakses dan dipantau secara real-time, memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap kinerja, inventaris, dan perkembangan bisnis secara menyeluruh.

5. Kemudahan Penggunaan

Dalam sistem terintegrasi, pengguna dapat mengakses berbagai fungsi dan sistem melalui satu antarmuka pengguna yang terpadu. Hal ini mengurangi kompleksitas dan mempermudah penggunaan sistem, mengurangi waktu pelatihan dan meningkatkan efisiensi penggunaan.

6. Skalabilitas

Sistem terintegrasi umumnya lebih mudah ditingkatkan dan disesuaikan dengan pertumbuhan organisasi atau perusahaan. Integrasi memudahkan penambahan atau penggantian komponen tanpa mengganggu operasi yang sedang berjalan.

7. Penghematan Biaya

Meskipun implementasi awal sistem terintegrasi memerlukan investasi signifikan, dalam jangka panjang, sistem ini dapat menghasilkan penghematan biaya yang substansial. Pengurangan duplikasi dan peningkatan efisiensi dapat mengurangi biaya operasional dan administratif.

C. Metode System Integration

Integrasi dari berbagai jenis sangat bermanfaat, baik dilakukan untuk CRM maupun perencanaan sumber daya perusahaan (ERP). Berikut adalah beberapa manfaat dari integrasi sistem :

1. Otomatisasi dan perampingan proses

Manfaat terbesar dari integrasi sistem adalah perampingan dan penggabungan data yang relevan dan terkait. Hal ini membantu dalam otomatisasi dan penyederhanaan pengumpulan data serta pemrosesan data di seluruh subsistem yang berbeda.

2. Peningkatan aksesibilitas dan sinkronisasi data

Karena proses yang disederhanakan, pengguna tidak perlu menunggu data disinkronkan secara manual di beberapa sistem untuk mengaksesnya. Sebagai contoh, jika satu subsistem melakukan perubahan data, itu secara otomatis diperbarui untuk sistem lainnya juga. Ini meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan data secara real-time.

3. Peningkatan akurasi data

Akurasi data ditingkatkan. Karena semua data secara otomatis diperbarui dan disinkronkan antara subsistem yang berbeda, peluang ketidakakuratan berkurang, karena pengguna tidak lagi mengakses data yang sudah kadaluwarsa.

4. Peningkatan efisiensi dan pendapatan

Integrasi sistem mengotomatiskan aliran informasi antara sistem, menghilangkan kebutuhan untuk entri data manual dan berulang. Ini memungkinkan pengguna mengalokasikan waktu dan sumber daya mereka dengan bijaksana dan meningkatkan efisiensinya secara keseluruhan. Ini juga membantu meningkatkan potensi pendapatan. Sebagai contoh, dalam industri kesehatan, sistem pembayaran terintegrasi membuka lebih banyak saluran untuk pengumpulan pembayaran setiap interaksi dengan pasien.

5. Skalabilitas

Sebagian besar sistem terintegrasi sangat bergantung pada cloud untuk penyimpanan data, yang membuat skalabilitas bisnis menjadi lebih mudah. Alih-alih memiliki platform komputasi terpisah untuk setiap subsistem, sistem terintegrasi memungkinkan semua subsistem menggunakan platform penyimpanan terpusat, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk replikasi sumber daya. Jika bisnis berkembang secara eksponensial dan memerlukan penyimpanan tambahan, dapat dengan cepat ditingkatkan oleh penyedia cloud.

6. Efektif biaya

Dengan platform integrasi, perusahaan tidak perlu menghabiskan sumber daya finansial untuk mengelola subsistem dan aplikasi perangkat lunak individual serta menanggung biaya perawatan tambahan. Sistem terintegrasi juga menghilangkan tugas berulang dan menghapus kebutuhan untuk banyak penyimpanan data, yang secara drastis mengurangi biaya penyimpanan data.

D. Metode System Integration

Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menerapkan sistem terintegrasi. Berikut adalah beberapa pendekatan yang sering digunakan:

1. Middleware

Pendekatan ini melibatkan penggunaan perangkat lunak middleware, yang berperan sebagai perantara antara sistem-sistem yang berbeda. Middleware mengelola komunikasi, pertukaran data, dan integrasi antarmuka di antara sistem-sistem yang terlibat. Sebagai contoh, Enterprise Service Bus (ESB) dapat digunakan sebagai infrastruktur untuk menghubungkan, mengintegrasikan, dan mengelola layanan dan aplikasi dalam sistem terintegrasi.

2. Integrasi Point-to-Point

Metode ini melibatkan pembuatan koneksi langsung antara sistem-sistem yang perlu diintegrasikan. Setiap pasangan sistem dihubungkan secara langsung satu sama lain. Meskipun sederhana untuk implementasi yang kecil, semakin banyak sistem yang terlibat, semakin kompleks dan sulit untuk memelihara koneksi satu-satu ini.

3. Integrasi Data

Pendekatan ini menitikberatkan pada integrasi data antara sistem-sistem yang berbeda. Ini melibatkan pemetaan, transformasi, dan pengiriman data dari satu sistem ke sistem lainnya. Pendekatan ini memastikan ketersediaan data yang konsisten di seluruh sistem yang terlibat.

4. Service Oriented Architecture (SOA)

Arsitektur Berorientasi Layanan (SOA) adalah pendekatan arsitektur perangkat lunak yang berfokus pada penyediaan dan penggunaan layanan yang terdefinisi dengan jelas. Dalam SOA, sistem terintegrasi membangun layanan yang dapat diakses oleh sistem lain melalui antarmuka standar. Layanan ini dapat berinteraksi dan saling terhubung untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih besar.

5. Application Programming Interface (API)

Metode ini melibatkan penggunaan Antarmuka Pemrograman Aplikasi (API) untuk menghubungkan sistem-sistem yang berbeda. API menyediakan antarmuka yang terdefinisi dengan jelas untuk berinteraksi dengan sistem lain, memungkinkan komunikasi dan pertukaran data yang efisien.

6. Ekstrak, Transformasi, Muat (ETL)

Pendekatan ini umumnya digunakan dalam integrasi data. ETL melibatkan ekstraksi data dari sistem sumber, transformasi data agar sesuai dengan format dan struktur yang diperlukan, dan memuat data yang telah diubah ke sistem tujuan. Metode ini berguna ketika data yang diintegrasikan memiliki format yang berbeda atau memerlukan pengolahan sebelum digunakan.

Pemilihan metode integrasi bergantung pada kebutuhan spesifik dan persyaratan proyek atau organisasi tertentu. Dalam banyak kasus, kombinasi dari beberapa metode dapat menjadi solusi terbaik untuk mencapai integrasi sistem yang optimal.


SYSTEM INTEGRATION TESTING

Sumber Artikel : Guru99.com, Testsigma.com (Blog), dan Pacmann.io (Blog)

A. Pengertian System Integration Testing

Uji Integrasi Sistem (System Integration Testing) didefinisikan sebagai jenis pengujian perangkat lunak yang dilakukan dalam lingkungan perangkat keras dan perangkat lunak terintegrasi untuk memverifikasi perilaku sistem lengkap. Ini adalah pengujian yang dilakukan pada sistem terintegrasi secara keseluruhan untuk mengevaluasi kepatuhan sistem terhadap persyaratan yang telah ditentukan.

System Integration Testing (SIT) dilakukan untuk memverifikasi interaksi antara modul-modul dalam suatu sistem perangkat lunak. Ini berurusan dengan verifikasi persyaratan perangkat lunak tingkat tinggi dan rendah yang telah ditentukan dalam Spesifikasi Persyaratan Perangkat Lunak/Data dan Dokumen Desain Perangkat Lunak. Ini juga memverifikasi koeksistensi suatu sistem perangkat lunak dengan sistem lain dan menguji antarmuka antar modul aplikasi perangkat lunak. Dalam jenis pengujian ini, modul-modul pertama kali diuji secara individu dan kemudian digabungkan untuk membentuk suatu sistem. Sebagai contoh, komponen perangkat lunak dan/atau perangkat keras digabungkan dan diuji secara progresif hingga seluruh sistem terintegrasi.

B. Cara Melakukan System Integration Testing

Ini adalah teknik sistematis untuk membangun struktur program saat melakukan pengujian untuk mengungkapkan kesalahan yang terkait dengan antarmuka.

Semua modul diintegrasikan sebelumnya, dan seluruh program diuji sebagai satu kesatuan. Tetapi selama proses ini, serangkaian kesalahan kemungkinan besar akan ditemui.

Perbaikan kesalahan seperti ini sulit karena isolasi penyebabnya rumit oleh perluasan seluruh program. Begitu kesalahan-kesalahan ini diperbaiki, yang baru akan muncul, dan proses ini berlanjut tanpa henti dalam suatu lingkaran tak berujung. Untuk menghindari situasi ini, digunakan pendekatan lain, yaitu Integrasi Incremental. Kita akan melihat lebih rinci tentang pendekatan bertahap nanti dalam tutorial ini.

Ada beberapa metode bertahap seperti pengujian integrasi yang dilakukan pada sistem berdasarkan prosesor target. Metodologi yang digunakan adalah Black Box Testing. Baik integrasi bottom-up maupun top-down dapat digunakan.

Kasus uji ditentukan hanya menggunakan persyaratan perangkat lunak tingkat tinggi. Integrasi perangkat lunak juga dapat dicapai sebagian besar di lingkungan host, dengan unit-unit khusus untuk lingkungan target tetap disimulasikan di host. Pengulangan uji di lingkungan target untuk konfirmasi akan kembali diperlukan.

Uji konfirmasi pada tingkat ini akan mengidentifikasi masalah-masalah khusus lingkungan, seperti kesalahan dalam alokasi dan dealokasi memori. Praktik melakukan integrasi perangkat lunak di lingkungan host akan bergantung pada seberapa banyak fungsionalitas khusus target yang ada. Untuk beberapa sistem tertanam, keterkaitannya dengan lingkungan target akan sangat kuat, membuatnya tidak praktis untuk melakukan integrasi perangkat lunak di lingkungan host.

Pengembangan perangkat lunak yang besar akan membagi integrasi perangkat lunak menjadi beberapa tingkat. Tingkat integrasi perangkat lunak yang lebih rendah bisa didasarkan terutama di lingkungan host, dengan tingkat integrasi perangkat lunak yang lebih tinggi menjadi lebih bergantung pada lingkungan target.

C. Kelebihan dan Kekurangan System Integration Testing (SIT)

SIT, seperti semua metode pengujian, memiliki kelebihan dan kekurangan. Penting untuk merencanakan dan melaksanakan strategi pengujian yang mencakup uji unit yang baik dan pengujian integrasi yang efektif untuk mencapai hasil pengujian yang paling komprehensif.

Kelebihan System Integration Testing (SIT), yaitu :

1. Mengidentifikasi Kegagalan Integrasi

SIT membantu mengidentifikasi kegagalan integrasi antar komponen sebelum sistem diimplementasikan secara penuh. Ini mengurangi risiko konflik antar komponen di lingkungan produksi.

2. Verifikasi Antarmuka

Memastikan bahwa antarmuka antara komponen-komponen bekerja dengan baik dan data serta kontrol dapat berpindah antar komponen tanpa kesalahan.

3. Pengujian Fungsionalitas Keseluruhan

SIT menguji fungsionalitas keseluruhan sistem, memastikan bahwa sistem dapat melakukan fungsi-fungsi yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi.

4. Meningkatkan Keandalan Sistem

Dengan memeriksa integrasi dan kinerja sistem secara keseluruhan, SIT dapat meningkatkan keandalan sistem dan meminimalkan kemungkinan kegagalan saat sistem beroperasi di produksi.

5. Pendekatan Holistik

Memberikan pandangan holistik terhadap sistem, memastikan bahwa seluruh komponen bekerja bersama secara efektif untuk mencapai tujuan keseluruhan.

6. Penghematan Waktu dan Biaya

Mengidentifikasi dan memperbaiki masalah integrasi pada tahap awal pengembangan dapat menghemat waktu dan biaya yang terkait dengan perbaikan masalah di tahap yang lebih lanjut.

7. Mendukung Uji Penerimaan Pengguna Akhir

SIT memberikan dasar yang kuat untuk uji penerimaan pengguna akhir, memastikan bahwa sistem dapat diterima oleh pengguna akhir.


Adapun Kekurangan System Integration Testing (SIT), yaitu :

1. Keterbatasan Pengujian Skenario

Sulit untuk menguji semua kemungkinan skenario dan interaksi antar komponen dalam lingkungan pengujian terbatas.

2. Keterlambatan Identifikasi Masalah

Beberapa masalah integrasi mungkin tidak terdeteksi sampai fase SIT, yang dapat menambah waktu dan biaya pengembangan.

3. Ketergantungan pada Komponen Palsu

Jika beberapa komponen belum selesai atau digantikan oleh komponen palsu, pengujian integrasi mungkin tidak mencerminkan kondisi produksi sebenarnya.

4. Kesulitan dalam Replikasi Lingkungan Produksi

Mungkin sulit untuk mereplikasi kondisi lingkungan produksi secara penuh dalam lingkungan pengujian, yang dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat.

5. Pentingnya Unit Testing yang Efektif

Keberhasilan SIT sangat tergantung pada Unit Testing yang efektif sebelumnya. Jika unit tidak diuji dengan baik, SIT mungkin tidak memberikan hasil yang diinginkan.

6. Keterbatasan pada Jenis Kesalahan yang Terdeteksi

SIT mungkin tidak efektif dalam mendeteksi beberapa jenis kesalahan yang hanya terjadi saat sistem beroperasi di lingkungan produksi sebenarnya.

7. Pemeliharaan yang Kompleks

Ketika ada perubahan pada salah satu komponen, perlu dilakukan pemeliharaan dan pembaruan pada pengujian integrasi, yang dapat menjadi tugas yang kompleks.

D. Metode Pendekatan pada System Integration Testing

Berikut ini ada 4 (Empat) Metode yang dapat Anda gunakan untuk melakukan System Integration Testing :

1. Top-down

Pendekatan ini disarankan jika ada program yang belum selesai di tingkat bawah. Dalam metode ini, pengujian integrasi dilakukan dari atas ke bawah.

Program yang belum selesai di tingkat bawah akan digantikan oleh stub (program simulasi yang menggantikan program yang disebut).

Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram berikut.

Pertama, Main.Prg dan Sub 1 akan diuji, kemudian Sub 1 dan Procedure 1.

Selanjutnya, Main.Prg dan Sub 2 diuji, dilanjutkan ke Sub 2 dan Function 2, kemudian Sub 2 dan Procedure 2.

2. Bottom-up

Pendekatan ini disarankan ketika ada program yang belum selesai di tingkat atas. Dalam metode ini, pengujian integrasi dilakukan dari bawah ke atas.

Program yang belum selesai di tingkat atas akan digantikan oleh driver (program simulasi yang menggantikan program yang disebut).

3. Sandwich

Pendekatan ini menggabungkan metode Top-down dan Bottom-up dari pengujian integrasi. Di tingkat tengah ini, modul diuji menggunakan driver dan stub.

4. Big Bang

Pendekatan ini disarankan ketika semua unit kode sumber tersedia dan telah diuji unit. Dalam metode ini, semua unit kode sumber digabungkan bersama sebagai sistem besar, lalu integrasi antara semua unit ini divalidasi.

Pendekatan Big Bang membutuhkan waktu yang relatif singkat, namun jika ada bug yang ditemukan, maka sulit menemukan akar penyebab bug tersebut.

E. Langkah-langkah Melakukan System Integration Testing

Objektif utama dari pengujian integrasi sistem adalah memastikan berbagai elemen sistem bekerja bersama dan menghasilkan hasil yang akurat. Tim seharusnya mengambil langkah-langkah berikut untuk melaksanakan System Integration Testing :

  • Langkah 1 – Merencanakan Pengujian Integrasi Sistem : Merencanakan pengujian integrasi sistem membantu mengidentifikasi tujuan pengujian, komponen sistem yang perlu diuji, jenis-jenis uji yang akan dilakukan, dan hasil yang diharapkan.
  • Langkah 2 – Mengidentifikasi Lingkungan Uji : Langkah kedua melibatkan mengidentifikasi lingkungan uji. Penting untuk memastikan bahwa lingkungan uji serupa dengan lingkungan produksi untuk memastikan bahwa uji-uji mencerminkan sistem sebenarnya.
  • Langkah 3 – Melaksanakan Pengujian Integrasi Sistem : Langkah ini melibatkan menghubungkan semua komponen sistem dan menjalankan uji untuk memastikan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
  • Langkah 4 – Menganalisis Hasil Pengujian : Langkah keempat melibatkan menganalisis hasil pengujian. Ini melibatkan perbandingan hasil uji integrasi dengan hasil yang diharapkan.
  • Langkah 5 – Mendokumentasikan Hasil Pengujian : Kita semua tahu dokumentasi penting dalam semua langkah. Langkah ini melibatkan pembuatan laporan yang menguraikan hasil uji, isu-isu yang diidentifikasi, dan saran untuk pengujian atau perubahan lebih lanjut.
  • Langkah 6 – Melakukan Perubahan yang Diperlukan : Langkah ini melibatkan perbaikan bug yang dilaporkan dan implementasi saran yang dilaporkan untuk memastikan sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
  • Langkah 7 – Mengulang Pengujian Sistem : Langkah ketujuh, mengulang pengujian sistem, penting untuk memastikan bahwa perubahan telah dilakukan dengan benar dan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.

F. Perbedaan antara System Integration dan System Integration Testing (SIT)

Lihat Tabel di bawah untuk mengetahui perbedaan antara Pengujian Sistem dan Integrasi Sistem.

Kriteria
System Testing (ST)
System Integration Testing (SIT)
Cakupan

Memeriksa keseluruhan sistem sebagai satu kesatuan.

Fokus pada pengujian interaksi antar komponen sistem.

Fokus Pengujian

Memverifikasi bahwa seluruh sistem beroperasi sesuai dengan spesifikasi.
Menguji integrasi dan interaksi komponen-komponen sistem.
Keterlibatan Komponen
Dilakukan setelah pengujian unit dan pengujian integrasi, menguji seluruh sistem yang sudah terintegrasi dengan baik.
Dilakukan setelah pengujian unit, fokus pada integrasi komponen sebelum pengujian seluruh sistem.
Skenario Pengujian
Melibatkan berbagai skenario pengujian, termasuk pengujian fungsional, keamanan, kinerja, dan pengujian penerimaan pengguna akhir.
Lebih terfokus pada skenario pengujian yang mencakup interaksi antar komponen dan situasi yang mungkin terjadi di lingkungan produksi.
Pemilihan Pengujian
Melibatkan pengujian fungsional dan non-fungsional, seperti pengujian keamanan, pengujian kinerja, dan pengujian stres.
Terutama melibatkan pengujian integrasi fungsional, memastikan bahwa fungsi-fungsi sistem berfungsi dengan baik saat komponen-komponen diintegrasikan.
Waktu Pengujian
Dilakukan setelah pengujian unit dan pengujian integrasi, membawa seluruh sistem bersama untuk pengujian menyeluruh.
Dilakukan setelah pengujian unit, sebelum pengujian sistem. Fokus pada integrasi komponen sebelum sistem diuji secara keseluruhan.

G. Contoh System Integration Testing

Contohnya, bayangkan suatu sistem yang awalnya memiliki dua tampilan, yaitu Screen 1 dan Screen 2, serta menggunakan Database 1.

Pada awalnya, sistem ini beroperasi tanpa masalah. Namun, seiring dengan berkembangnya kebutuhan terhadap sistem, kami memutuskan untuk melakukan pengembangan. Dalam pengembangan tersebut, kami menambahkan Screen 3 dan Database 2, yang diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada sebelumnya.

Proses ini memerlukan uji coba integrasi sistem (system integration testing) untuk memastikan bahwa keseluruhan sistem yang telah diintegrasikan dapat beroperasi secara efektif.

Pada tahap ini, koeksistensi antara sistem yang baru ditambahkan dengan yang telah ada sebelumnya diuji untuk memastikan bahwa semua bagian sistem yang terintegrasi dapat berfungsi dengan baik. Uji coba ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap perubahan atau tambahan tidak menyebabkan gangguan pada fungsi keseluruhan sistem.


Itulah Penjelasan tentang System Integration dan System Integration Testing. Semoga Artikel ini bermanfaat bagi Mahasiswa Teknik.

Terima Kasih 😄😊👌👍 :)

Wassalamu‘alaikum wr. wb. 

Post a Comment

Previous Post Next Post