Mengenal Apa itu CrowdStrike, dan Dalang (Penyebab) dibalik Komputer Microsoft Windows Down

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Hello guys! Jumat kemarin tepatnya pada Tanggal 19 Juli 2024 (13 Muharram 1446 H), banyak Komputer Windows di Seluruh Dunia mengalami Crash, yang mengakibatkan Blue Screen of Death (BSoD). Selain Microsoft, ternyata ada dalangnya dibalik Tumbangnya banyak Komputer di banyak Perusahaan di berbagai Negara, yaitu CrowdStrike. Namun, apa itu Perusahaan CrowdStrike? Mari kita bahas pada Artikel ini!

Mengenal Apa itu CrowdStrike, dan Dalang dibalik Komputer Microsoft Windows Down

Sumber Artikel : CNN Indonesia, Inet.Detik.comSuara.comCNBC Indonesia


Gangguan Akses (Down) pada berbagai layanan Microsoft menyebabkan penerbangan, saluran televisi, hingga bank di beberapa negara mengalami kendala pada Jumat (19/7). Ternyata, sistem keamanan dari perusahaan CrowdStrike disebut sebagai penyebab gangguan pada perangkat dengan sistem operasi Microsoft di berbagai negara, yang menyebabkan kekacauan pada sistem komputer secara global.

Dunia informasi teknologi kembali dihebohkan dengan pemadaman teknologi global baru-baru ini, di mana kejadian ini menyebabkan layanan kesehatan terganggu, sistem pembayaran tak berfungsi, dan akses layanan Microsoft diblokir.

Dari pemadaman tersebut, banyak sistem komputer yang menggunakan perangkat lunak Microsoft Windows secara tiba-tiba terkena Blue Screen of Death (BSOD). Pemadaman global berasal dari pembaruan yang dilakukan CrowdStrike pada platform keamanan siber utamanya, yakni perangkat lunak berbasis cloud, Falcon.

Ketika CrowdStrike memperbarui Falcon yang berinteraksi dengan bagian lain dari sistem komputer dan perangkat lunak, seperti Microsoft Windows, hal itu menyebabkan kegagalan fungsi yang pada dasarnya menonaktifkan sistem tersebut dan perangkat lunak yang banyak digunakan di seluruh dunia. Mudahnya, perangkat lunak yang dimaksudkan untuk melindungi sistem komputer yang vital dari kerusakan dan gangguan justru membuat perangkat lunak tersebut tidak berfungsi.

Menurut CrowdStrike, hal itu menyebabkan kegagalan teknologi besar di seluruh dunia.

CEO CrowdStrikeGeorge Kurtz telah meminta maaf atas pemadaman tersebut. Menurut CrowdStrike, hal itu disebabkan oleh kesalahan kode.

"Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalahnya telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah dilakukan," tulis Kurtz melalui X (Twitter).

"Kami merujuk pelanggan ke portal dukungan untuk pembaruan terbaru dan akan terus memberikan pembaruan yang lengkap dan berkelanjutan di situs web kami," sambungnya.

Tak hanya itu pemadaman lainnya juga melanda layanan cloud Azure Microsoft dan menyebabkan serangkaian kegagalan tambahan. Microsoft menyatakan bahwa kedua pemadaman tersebut tidak ada hubungannya dan layanan Azure telah kembali online.

Sementara itu, Kurtz mengatakan bahwa mungkin perlu waktu sebelum sistem pulih sepenuhnya dari pemadaman yang disebabkan oleh CrowdStrike.

Gangguan tersebut diduga terkait dengan proses pembaruan perangkat lunak (software update) yang dilakukan oleh CrowdStrike. Jadi, apa sebenarnya CrowdStrike itu?

Apa Itu CrowdStrike?

CrowdStrike adalah perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2011 dan berkantor pusat di Austin, Texas. Sejak pendiriannya, perusahaan ini telah berkembang pesat dan mulai menawarkan berbagai layanan keamanan menggunakan perangkat lunak berbasis cloud.

CrowdStrike berhasil mengumpulkan dana besar dari pusat-pusat kekuatan di Silicon Valley, termasuk cabang modal ventura Google.

Dilaporkan, CrowdStrike telah mempekerjakan ribuan pekerja dan menyediakan layanan di berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, perusahaan ini mengklaim melindungi 538 dari 1000 perusahaan Fortune.

Selama beberapa dekade terakhir, CrowdStrike mencapai kesuksesan besar dengan nilai pasar sekitar US$83 miliar atau sekitar Rp. 1,35 Kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp. 16.213/US$) pada penutupan bursa Kamis (18/7/2024 | 12/1/1446), meskipun harga sahamnya sempat turun pada perdagangan Jumat.

Dilaporkan bahwa nilai saham CrowdStrike anjlok sebanyak 13 persen pada Jumat pagi (19/7/2024 | 13/1/1446) setelah terjadi pemadaman.

Meskipun produk utama perusahaan dirancang untuk mencegah peretas dan malware, CrowdStrike juga digunakan untuk menyelidiki pelanggaran data besar.

Pada Tahun 2016, Komite Nasional Demokrat (DNC) menugaskan CrowdStrike untuk menyelidiki peretasan server mereka oleh Rusia, sementara Sony Pictures mempekerjakan perusahaan ini untuk menyelidiki Serangan Siber Tahun 2014 yang terkait dengan Korea Utara.

Investigasi CrowdStrike terhadap peretasan DNC memainkan peran kecil tetapi signifikan dalam pemakzulan pertama Donald Trump dan penyelidikan penasihat khusus mengenai campur tangan Rusia dalam Pemilu AS 2016.

Trump, menggemakan teori konspirasi yang banyak ditolak, dengan tidak masuk akal menyarankan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki CrowdStrike, sebagai bagian dari tuduhan quid pro quo terhadap Presiden AS.

Perbaikan Telah Dilakukan

Blue Screen of Death (BSoD) pada Windows

Sebelumnya, Microsoft mengumumkan bahwa layanan cloud mereka telah kembali normal setelah mengalami pemadaman yang memengaruhi layanan Azure dan aplikasi Microsoft 365 di wilayah Amerika Tengah.

Seorang juru bicara Microsoft menjelaskan bahwa ada dua masalah yang berbeda dan tidak saling terkait, satu terkait dengan Azure dan yang lainnya terkait dengan CrowdStrike.

Mereka menambahkan bahwa mereka masih "mengantisipasi resolusi," untuk masalah yang berkaitan dengan CrowdStrike.

"Tim CrowdStrike secara aktif bekerja dengan pelanggan yang terkena dampak dari cacat yang ditemukan dalam salah satu pembaruan konten untuk host Windows," kata CEO George Kurtz dalam pembaruan di platform Media Sosial X (Twitter). Ia juga menambahkan bahwa host Mac dan Linux tidak terpengaruh.

"Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalah ini telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah dilakukan," lanjut Kurtz.

Namun, penerapan perbaikan ini mungkin rumit. Andy Grayland, kepala informasi dan keamanan di perusahaan intelijen ancaman Silobreaker, menjelaskan bahwa untuk menerapkan perbaikan tersebut, para insinyur harus masuk ke setiap pusat data yang menjalankan Windows.

Mereka perlu masuk, menavigasi ke file tertentu milik CrowdStrike, menghapusnya, dan kemudian melakukan boot ulang seluruh sistem.



Terima Kasih 😄😘👌👍 :)

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Post a Comment

Previous Post Next Post