Assalamu‘alaikum wr. wb.
Halo gais! Bagi Programmer, Developer, ataupun Software Engineer pastinya sudah tidak asing lagi yang namanya Framework atau Kerangka Kerja. Mari kita bahas apa itu Framework di Postingan ini.
Sumber Artikel : en.Wikipedia.org, Hostinger.co.id, dan Dicoding.com (Blog)
Framework memainkan peran penting dalam mendukung programmer untuk melakukan pekerjaan mereka. Mulai dari efisiensi energi dan waktu hingga pengurangan biaya.
A. Pengertian Framework
Framework adalah struktur yang mencakup serangkaian kode umum dan digunakan untuk mengembangkan sistem dan aplikasi. Framework ini berperan sebagai template atau template yang menyediakan fungsi cerdas dan elemen struktur standar untuk memudahkan pekerjaan developer.
Karena mereka menjadi semacam “fondasi” saat mengerjakan proyek, kerangka kerja menyelamatkan pengembang dari keharusan memulai proses pengembangan dari awal. Ada banyak komponen out-of-the-box dan solusi yang mudah disesuaikan dalam framework untuk menyederhanakan proses pengembangan.
B. Fungsi Framework
Framework memiliki fungsi utama untuk memudahkan web developer dalam membuat sebuah website. Selain itu, framework juga memiliki fungsi lain. Berikut di antaranya :
1. Membuat Struktur Program lebih teratur
Framework memiliki arsitektur kode tertentu yang membuat penulisan kode menjadi lebih mudah dan terstruktur. Hal ini memungkinkan untuk dengan mudah menemukan kesalahan dalam kode dan memperbaikinya secara cepat.
2. Meningkatkan Tingkat Keamanan
Framework, seperti Laravel, telah dilengkapi dengan berbagai sistem keamanan seperti Autentikasi, enkripsi, dan hashing. Oleh karena itu, website yang menggunakan framework dapat menjadi lebih aman dari serangan peretas.
3. Mempercepat Pembuatan Website
Framework dapat mempercepat pembuatan website karena pengembang dapat menggunakan komponen-komponen yang sudah tersedia, sehingga tidak perlu menulis kode dari awal. Hal ini mempercepat proses pembuatan website.
4. Pemeliharaan dan perawatan website lebih mudah
Framework dapat mempermudah perbaikan bug, pemeliharaan, penambahan fitur, dan peningkatan keamanan website. Framework umumnya memiliki pola arsitektur yang berbeda, sehingga memudahkan pemeliharaan dan perawatan website.
C. Perbedaan Framework dan Library
Framework adalah kumpulan elemen kode yang membimbing proses pengembangan aplikasi dan mengoptimalkannya. Meskipun disalahartikan sebagai library, keduanya memiliki konsep dan tujuan yang berbeda.
Framework menentukan struktur pengembangan perangkat lunak dan standar yang harus diikuti kode. Sebaliknya, library adalah sumber daya yang dapat digunakan selama pengembangan untuk menyelesaikan atau mengoptimalkan tahapan pengembangan.
Konsep Inversion of Control (IoC) terkait dengan library, di mana kontrol sepenuhnya pada kode dan library merespons permintaan fungsi yang diminta. Di sisi lain, pada framework kontrol berada pada framework yang "memanggil" kode untuk merespons persyaratan yang ditetapkan framework.
Sebagai contoh, saat menggunakan library curl pada PHP, kode memanggil fungsi tertentu dalam library. Namun, ketika menggunakan framework PHP seperti Laravel, hubungan kontrol dibalik, karena framework yang memanggil kode yang tertulis di dalamnya.
Perlu diingat bahwa dalam framework mungkin ada satu atau lebih library, dan library merupakan salah satu fitur canggih dari framework.
D. Jenis-jenis Framework
Ada beragam jenis framework yang sering digunakan untuk membuat website. Setiap framework memiliki fungsinya masing-masing dan juga menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda juga. Nah, berikut ini adalah jenis-jenis framework untuk membuat suatu website.
1. Framework Web Development
Framework untuk aplikasi web membantu dalam pengembangan sistem online seperti website, API, aplikasi, dan resource lain yang tersedia di Internet.
a. Bootstrap
Yang pertama adalah Bootstrap. Framework ini memiliki tampilan yang modern, dinamis dan juga lebih Ramah Pengguna (User-Friendly). Fitur lain dari framework ini adalah bahwa website yang dibuat dengan Bootstrap akan responsif jika dibuat sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh Bootstrap.
b. AngularJS
Angular adalah framework front-end JavaScript open-source yang menyediakan seperangkat alat dan solusi untuk mempercepat Pengembangan Web (Web Development) dan integrasi template. Karena memungkinkan integrasi yang mendalam, Angular cocok untuk website atau aplikasi yang membutuhkan fleksibilitas dalam hal kustomisasi. Framework ini dikembangkan dan dikelola oleh tim khusus di Google.
Beberapa contoh situs web dan aplikasi yang menggunakan framework AngularJS adalah Netflix, PayPal, UpWork, dan Nike.
c. ReactJS
ReactJS adalah framework yang dikembangkan oleh Facebook. Ini sering digunakan untuk membuat antarmuka pengguna untuk suatu website atau aplikasi mobile karena ReactJS dapat digunakan di berbagai platform. ReactJS adalah inti dari React Native, yang memungkinkan Anda mengembangkan aplikasi seluler untuk dua sistem operasi sekaligus, yaitu Android dan iOS.
d. Django
Django adalah framework open source populer yang ditulis dan berpusat di sekitar bahasa pemrograman Python. Tujuannya adalah untuk mengaktifkan proses pengembangan yang cepat, sederhana, dan terukur.
Framework ini banyak digunakan oleh startup dan perusahaan teknologi untuk proyek interaktif dengan banyak aset visual seperti game. Beberapa website dan sistem canggih yang dikembangkan dengan bantuan Django adalah Spotify, Instagram, YouTube, dan Pinterest.
e. Laravel
Laravel umumnya digunakan oleh developer saat mengembangkan website berbasis PHP yang sangat kompleks. Ia memiliki library yang lengkap serta memilih sintaksis atau kode yang elegan, ringkas, dan rapi.
Framework Laravel memiliki komunitas yang besar dan aktif, serta digunakan oleh banyak website terkenal seperti BBC, 9gag, Pfizer, Barchart, MyRank, dan World Walking.
f. CodeIgniter
MVC (Model-View Controller). Ini memungkinkan Anda untuk menulis kode yang lebih terstruktur dan ringkas.
2. Framework Mobile Development
Framework untuk mobile development membantu dalam proses pemrograman untuk membuat aplikasi dan layanan untuk perangkat seluler dalam lingkungan khusus (native), hybrid, maupun cross-platform.
a. Flutter
Flutter adalah framework open-source dari Google. Framework ini mencakup beberapa alat yang fleksibel dan modern, menyederhanakan pengembangan aplikasi, dan relatif mudah digunakan.
Framework Flutter mendukung sistem operasi iOS, Android, Windows dan Linux dan memiliki solusi yang dapat disesuaikan seperti widget. Beberapa aplikasi terpopuler yang menggunakan Flutter adalah Amazon, Alibaba, eBay, Adobe, dan Google Ads.
b. Xamarin
Xamarin adalah kerangka kerja sumber terbuka berdasarkan .NET. Misinya adalah membentuk struktur pengembangan aplikasi seluler untuk Android, iOS, dan Windows. Xamarin dimiliki oleh Microsoft dan memiliki komunitas partner yang besar.
Tujuan framework Xamarin adalah untuk menyediakan solusi lintas platform dengan kode bersama yang dapat digunakan kembali. Beberapa contoh website dan proyek yang dikembangkan dengannya adalah Microsoft Azure, Outback, Academia do Oscar, Alaska Airlines, Novarum DX, dan BBC Goodfood.
c. Ionic
Ionic adalah framework cross-platform open-source yang menggunakan JavaScript, HTML, dan CSS. Framework ini membantu Anda membuat aplikasi hybrid yang gesit dan berkualitas tinggi untuk Android, iOS, dan Windows.
Dari code base tunggal, framework ini memiliki beberapa library dan elemen integrasi yang memungkinkan pengembangan fitur seperti notifikasi push. Beberapa contoh program Ion yang populer adalah EA Games, NHS, McDonald's Türkiye, McLaren, NBC, dan Pacifica.
3. Framework Data Science
Data Science kini menjadi salah satu bidang terpenting di dunia dan telah berkembang setelah Kecerdasan Buatan (AI). Bidang ini berkaitan dengan Statistika, Algoritma, Metode Ilmiah, dan Sistem Digital untuk memproses dan menganalisis data untuk menghasilkan wawasan.
Dengan demikian, kemampuan mereka biasanya mencakup alat pengenalan Suara, Gambar, dan Gerakan, kemudian Lokasi Objek, Transkripsi, Klasifikasi Teks, dan banyak lagi.
a. TensorFlow
TensorFlow merupakan framework open-source untuk machine learning. Didukung oleh Google, TensorFlow, diberdayakan oleh Google, memiliki ekosistem besar dan fleksibel yang memungkinkan pembuatan model machine training dan eksperimen riset.
Beberapa contoh proyek cerdas yang dikembangkan dengan TensorFlow adalah Google Translate, Mozilla’s DeepSpeech, dan Google RankBrain. Beberapa merek besar juga menggunakan framework ini untuk tugas tertentu di aplikasi, seperti Twitter yang menggunakannya untuk klasifikasi tweet di timeline.
Coca-Cola juga menggunakannya untuk menampilkan kuitansi pembelian sederhana, dan Spotify untuk menyederhanakan rekomendasi.
b. PyTorch
PyTorch adalah framework machine learning yang dikembangkan oleh tim riset kecerdasan buatan di Facebook. Framework ini bersifat open-source serta bisa digunakan dengan Python dan C++/Java, dan bisa digunakan di Linux, Windows dan MacOS.
Selain itu, PyTorch juga didukung oleh platform cloud. Resource framework ini bergantung pada library yang ekstensif dan environment canggih yang mempercepat proses, mulai dari riset prototipe sampai merilis aplikasi.
Proyek dan website yang dikembangkan dengan PyTorch meliputi Amazon Ads, Comcastm Exelon, Trifo, Quadient.
c. Apache Spark
Framework ini hadir dengan kemampuan bawaan untuk analisis data dan desain data dalam skala besar. Apache Spark juga mendukung beberapa bahasa pemrograman seperti Python, SQL, Scala, Java dan R.
Selain data science dan pemrosesan informasi, Apache Spark memiliki elemen Algoritma dan Machine Learning. Karena bisa diintegrasikan dengan beberapa platform, framework ini banyak digunakan oleh brand-brand terkenal dalam proyeknya, seperti Visa, Microsoft, Cisco, Databricks, Verizon, dan Oracle.
Untuk melihat Artikel sebelumnya tentang Framework Front-End Terbaik, silakan lihat di sini (Inzaghi's Blog Legacy).
Terima Kasih 😄😘👌👍 :)
Wassalammu‘alaikum wr. wb.